Friday, October 26, 2007

mENgoptimalkAn dAyA ubAh..

Mengubah perilaku ternyata tidak cukup hanya dengan contoh, akan tetapi kita juga harus mau mendidik, melatih, dan membina secara sistematis, berkesinambungan, dan terus menerus. Seorang pemimpin haruslah punya kesabaran dalam mendidik, membimbing, melatih, dan membina yang dipimpinnya dengan penuh kasih sayang. Bahkan dia harus memiliki kesabaran pangkat tiga. Sabar, sabar, dan sabar. Sungguh, proses itu adalah bagian dari perubahan, pepatah mengatakan ‘ala bisa karena biasa’. Karenanya, daripada membeli barang-barang di rumah yang mahal-mahal dan tidak terlalu diperlukan, lebih baik uangnya digunakan untuk mendidik anak, melatih anak ita supaya mampu hidup lebih baik.

Sebuah illustrasi, suatu waktu ada sebuah keluarga sederhana yang sungguh sangat mengesankan. Di rumahnya tidak banyak barang berharga, tidak ada barang mewah, tapi semua anak-anaknya ternyata bisa menyelesaikan kuliah S-1, S-2, bahkan S-3 dengan baik. Akhlaknya juga bagus. Ketika ditanya, "Saya lihat penghasilan Bapak lebih dari cukup, tapi kenapa keluarga Bapak nampak begitu sederhana?". Si Bapak ini menjawab terus terang, "Penghasilan yang saya dapat selama ini saya kumpulkan supaya anak-anak saya bisa belajar terus menerus, bisa berlatih terus menerus dan bisa terdidik terus menerus. Prioritas keluarga kami bukan membeli barang-barang yang bagus. Yang terpenting adalah bagaimana agar anak-anak kami punya kesempatan untuk terus melatih diri."

Subhanallaah, demikian indahnya kebersamaan sebuah keluarga yang memiliki komitmen yang luar biasa akan penambahan ilmu pengetahuan.

Sembari mendidik dan melatih, maka semestinya kita buat pula aturan atau sistem. Buatlah aturan di rumah kita, di kantor kita, di organisasi kita, atau dimana pun agar orang lain bisa terbantu untuk berubah sesuai yang diinginkan. Suatu sistem akan segera hancur berantakan jika tidak memiliki aturan main. Jalan raya yang tanpa aturan, akan kacau balau, macet dimana-mana. Setiap orang berebutan, saling mendahului, dan berhenti dimana saja. Tanpa aturan, semua berantakan. Karenanya semua harus ada aturannya.

Begitu pun rumah tangga yang tidak memiliki aturan main yang benar, yakin sekali rumah tangga yang semacam ini akan segera hancur. Anak tidak dididik agama secara serius, ibadah dibiarkan semaunya, dan tidak diberi contoh yang benar oleh orang tuanya. Saat-saat bersama di rumah tidak ada aturannya. Tidak punya aturan yang real bagaimana mendidik anak menjadi lebih baik. Karenanya rumah tangga yang tidak punya komitmen untuk sebuah aturan bahkan lagi tidak tahu aturan, akan cenderung saling menyakiti, saling melukai, dan saling menghancurkan.

Tegakkanlah aturan yang adil, yang dibuat atas kesepakatan bersama. Lingkungan kerja kita harus merupakan sistem yang kondusif yang dapat membantu orang berubah menjadi lebih baik. Haruslah terjadwal jam berapa baca Al Qur’an, jam berapa bersama memecahkan masalah, jam berapa bertukar pikiran, jam berapa harus bersilaturahmi, jam berapa harus bercengkerama, dan lain sebagainya. Kita harus membuat aturan yang jelas. Yakinlah bahwa rumah tangga yang tidak punya aturan, tidak punya sistem yang bagus, lambat laun akan berantakan dan menderita.

Semua perubahan ini akan berarti lagi jika didukung oleh kekuatan ruhiyah, yaitu do’a. Dan ternyata orang bisa berubah dengan kekuatan do’a. Ingatlah bahwa do’a adalah pengubah takdir. Banyak hal yang tidak bisa dilakukan dengan kekuatan fisik, tapi yakinlah bahwa Allah SWT Maha Menguasai, Maha Pembolak-balik hati setiap makhluk-Nya.

Karenanya, luar biasa sekali kekuatan do’a ini. Betapa tidak? Rumah tangga yang tidak tegak ibadahnya, rumah tangga yang jauh dari agama, rumah tangga yang tidak menambah ilmu dengan baik, akan segera dipusingkan oleh bergelombanngya masalah yang datang.

Sama saja dengan perusahaan yang karyawannya jarang shalat, aturan tidak ditaati, pimpinan tidak memberi contoh yang baik, bersiap-siaplah untuk segera bangkrut. Kondisi negara kita saat ini pun demikian, kehilangan contoh suri tauladan, pendidikan SDM-nya tidak jelas mau dibawa kemana, sistemnya juga berantakan, dan sebagian lagi, ibadahnya juga semrawut. Jangan heran jika yang kita dapati adalah derita demi derita, kehinaan demi kehinaan, naudzubillaah.

Karena itu, kekuatan ibadah, kekuatan do’a, kekuatan munajat harus menjadi tulang punggung, menjadi senjata untuk mengubah anak-anak juga teman-teman kita menuju arah kebaikan. Tegakkanlah di rumah tangga kita aturan dengan baik, panjatkan pula do’a secara terus menerus, melimpah dari lisan kita. Bantu agar orang lain menjadi lebih baik. Buat aturan yang benar, kondusif, dan pastikan diri kita jadi contoh. Mudah-mudahan hidup yang cuma sekali-kalinya ini bisa bermamfaat dengan mengubah orang lain menuju kebaikan.

Rasulullah SAW itu meskipun sedikit bicaranya, tapi jadi monumental sampai sekarang dalam bentuk hadits. Hal ini terjadi karena pribadinya sungguh luar biasa. Bermilyar kata terungkap dari pribadinya. Ketulusan beliau dalam mengajak orang lain berbuat lebih baik, membuat pribadi dan kata-katanya tersimpan di hati orang lain. Ingat baik-baik, hati hanya bisa disentuh oleh hati lagi. Emosional dalam memberi contoh, emosional dalam mendidik, emosional dalam membuat aturan, emosional dalam bersikap, tidak akan masuk ke hati orang lain, bahkan justru akan membuat hati mereka terluka.

Seharusnya diri pribadi kita ini terus menerus melimpah pancaran bagai mata air, menggelegak kasih sayang kita kepada orang lain. Setiap melihat orang yang berlumur dosa, ada keinginan di hati kita agar orang tersebut bisa bertaubat. Melihat orang yang tersesat di jalan Allah, ada keinginan hati ini agar orang tersebut dapat tuntunan supaya selamat dunia dan akhiratnya. Melihat orang yang nakal, ingin hati ini agar dia menjadi shaleh. Jangan pernah hidup dalam kebencian dan kedendaman. Kebencian dan kedendaman dalam mebuat contoh, aturan, nasihat, dan pelatihan yang dilakukan, tidak akan berarti apapun.

Sistem pelatihan yang penuh kemarahan semacam Ospek, tidak akan berhasil dengan baik kalau para mentornya, para panitianya melakukan segala bentuk kegiatannya dengan penuh kemarahan, angkara murka, tidak jadi suri tauladan yang baik. Apa yang diharapkan oleh mahasiswa baru dari para kakak kelasnya kalau mereka berperilaku semacam itu? Tidak ada perubahan kecuali dengan hati yang tulus, suri tauladan yang nyata.

Mudah-mudahan kita semua dapat mengevaluasi diri masing-masing. Hidup cuma sekali, kenangan terindah bagi anak-anak kita adalah kepribadian ayah ibunya yang benar-benar mulia. Kenangan terindah bagi masyarakat di sekitar kita adalah kearifan diri kita. Jangan sampai orang sibuk membicarakan contoh keburukan pribadi kita, naudzubillaah.


sElAmAt mEncobA..>_<


Sunday, October 21, 2007

..RiyA..!!!

Pada suatu waktu sahur, seorang abid membaca Al-Quran, surah "Thoha", di biliknya yang berhampiran dengan jalanraya. Selesai membaca, dia berasa amat mengantuk, lalu tertidur. Dalam tidurnya itu dia bermimpi melihat seorang lelaki turun dari langit membawa senaskhah Al-Quran.

Lelaki itu datang menemuinya dan segera membuka kitab suci itu di depannya. Didedahkannya surah "Thoha" dan dibeleknya halaman demi halaman untuk tatapan si abid. Si abid melihat setiap kalimah surah itu dicatatkan sepuluh kebajikan sebagai pahala bacaannya kecuali satu kalimah sahaja yang catatannya dipadamkan.

Lalu katanya, "Demi Allah, sesungguhnya telahku baca seluruh surah ini tanpa meninggalkan satu kalimah pun". "Tetapi kenapakah catatan pahala untuk kalimah ini dipadamkan?" Lelaki itu berkata.

"Benarlah seperti katamu itu. Engkau memang tidak meninggalkan kalimah itu dalam bacaanmu tadi. Malah, untuk kalimah itu telah kami catatkan pahalanya, tetapi tiba-tiba kami terdengar suara yang menyeru dari arah 'Arasy : 'Padamkan catatan itu dan gugurkan pahala untuk kalimah itu'. Maka sebab itulah kami segera memadamkannya".

Si abid menangis dalam mimpinya itu dan berkata, "Kenapakah tindakan itu dilakukan?".

"Puncanya engkau sendiri. Ketika membaca surah itu tadi, seorang hamba Allah melewati jalan di depan rumah mu. Engkau sedar hal itu, lalu engkau meninggikan suara bacaanmu supaya didengar oleh hamba Allah itu.

Kalimah yang tiada catatan pahala itulah yang telah engkau baca dengan suara tinggi itu".

Si abid terjaga dari tidurnya. "Astaghfirullaahal-'Azhim! Sungguh licin virus riya' menyusup masuk ke dalam kalbu ku dan sungguh besar kecelakaannya. Dalam sekelip mata sahaja ibadahku dimusnahkannya.

Benarlah kata alim ulama', serangan penyakit riya' atau ujub, boleh membinasakan amal ibadat seseorang hamba Allah selama tujuh puluh tahun".

Friday, October 19, 2007

HakEkat CintA

Cinta adalah bagian dari fitrah, orang yang kehilangan cinta dia tidak normal tetapi banyak juga orang yang menderita karena cinta. Bersyukurlah orang-orang yang diberi cinta dan bisa menyikapi rasa cinta dengan tepat.

Hikam:
"Dijadikan indah pada pandangan manusia, kecintaan kepada apa-apa yang diinginkan yaitu wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup didunia dan disisi Allah tempat kembali yang baik." (Al-Qur`an: Al-Imron ayat 14)

"Cintamu kepada sesuatu menjadikan kamu buta dan tuli." (HR. Abu Dawud dan Ahmad)

Cinta memang sudah ada didalam diri kita, diantaranya terhadap lawan jenis. Tapi kalau tidak hati-hati cinta bisa menulikan dan membutakan kita. Cinta yang paling tinggi adalah cinta karena Allah cirinya adalah orang yang tidak memaksakan kehendaknya. Tapi ada juga cinta yang menjadi cobaan buat kita yaitu cinta yang lebih cenderung kepada maksiat. Cinta yang semakin bergelora hawa nafsu, makin berkurang rasa malu. Dan, inilah yang paling berbahaya dari cinta yang tidak terkendali.

Islam tidak melarang atau mengekang manusia dari rasa cinta tapi mengarahkan cinta tetap pada rel yang menjaga martabat kehormatan, baik wanita maupun laki-laki. Kalau kita jatuh cinta harus hati-hati karena seperti minum air laut semakin diminum semakin haus. Cinta yang sejati adalah cinta yang setelah akad nikah, selebihnya adalah cobaan dan fitnah saja.

Cara untuk bisa mengendalikan rasa cinta adalah jaga pandangan, jangan berkhalwat berdua-duaan, jangan dekati zina dalam bentuk apapun dan jangan saling bersentuhan. Bagi orang tua yang membolehkan anaknya berpacaran,
harus siap-siap menanggung resiko. Marilah kita mengalihkan rasa cinta kita kepada Allah dengan memperbanyak sholawat, dzikir, istighfar dan sholat sehingga kita tidak diperdaya oleh nafsu, karena nafsu yang akan memperdayakan kita. Sepertinya cinta padahal nafsu belaka. (imm)

Thursday, October 11, 2007

الجهاد


الجهاد إمتناع العوائق للوصول إلى سبيل الله قصدا لله وحده. هذا معنى أصل للمصطلحة الجهاد. ولكنّ ليس الجهاد أن يقاتل ويحارب بالسّيف أو القنبلة أو الصاروخ فحسب .لكنّ كلّ الأعمال التى نفعلها نية لله فهى الجهاد.ليس ممكن كلّ النّاس أن يحاربوا ويقاتلوا أعداءه ولا يهتمّون باالتّعليم والتّربية أولاده الإسلام دين رحمة .رحمة لكل العالم وفى كل مجالات. فالزّوجة التى تربّي أو لادها بتربيّة جيّدة والإسلا مية. وهي تسيطر على كل الأعمال المنزليّة وتخدم زوجها أيضا الجهاد. لأنّ هذا العمل الذى تفعله هو عمل صعب لا أحد يستطيع أن يقوم مقامها لهذا العمل.لأنّ هذا العمل يحتاج إلى بذل كثير وكذلك الزوج الذى يشتغل فى عمله يذهب صباحا ويرجع ليلا لأجل أسرته كى تعيش أسرته جيدا
ويعجبنى أحد الباحث الشهير من تركيا الأستاذ محمد فتح الله كلن ولد فى نيسان ,أبريل عام 1941 فى قرية صغيرة تابعة لقضاء حسن قلعة -اسم مدينة- المرتبطة مبمحافظة أرضروم أبوه شخص مشهود له باالعلم والأدب والدين ,وكانت والدته(رفيعة هانم) سيدة معروفة بتدينهاوباإيمانها في كتابه روح الجهاد وحقيقته في الإسلام

Tuesday, October 9, 2007

PemAlAs VS Abu HanifAh

Suatu hari ketika Imam Abu Hanifah sedang berjalan-jalan melalui sebuah rumah yang jendelanya masih terbuka, terdengar oleh beliau suara orang yang mengeluh dan menangis tersedu-sedu. Keluhannya mengandungi kata-kata, "Aduhai, alangkah malangnya nasibku ini, agaknya tiada seorang pun yang lebih malang dari nasibku yang celaka ini. Sejak dari pagi lagi belum datang sesuap nasi atau makanan pun di kerongkongku sehingga seluruh badanku menjadi lemah longlai. Oh, manakah hati yang belas ikhsan yang sudi memberi curahan air walaupun setitik."

Mendengar keluhan itu, Abu Hanifah berasa kasihan lalu beliau pun balik ke rumahnya dan mengambil bungkusan hendak diberikan kepada orang itu. Sebaik saja dia sampai ke rumah orang itu, dia terus melemparkan bungkusan yang berisi wang kepada si malang tadi lalu meneruskan perjalanannya. Dalam pada itu, si malang berasa terkejut setelah mendapati sebuah bungkusan yang tidak diketahui dari mana datangnya, lantas beliau tergesa-gesa membukanya. Setelah dibuka, nyatalah bungkusan itu berisi wang dan secebis kertas yang bertulis, " Hai manusia, sungguh tidak wajar kamu mengeluh sedemikian itu, kamu tidak pernah atau perlu mengeluh diperuntungkan nasibmu. Ingatlah kepada kemurahan Allah dan cubalah bermohon kepada-Nya dengan bersungguh-sungguh. Jangan suka berputus asa, hai kawan, tetapi berusahalah terus."

Pada keesokan harinya, Imam Abu Hanifah melalui lagi rumah itu dan suara keluhan itu kedengaran lagi, "Ya Allah Tuhan Yang Maha Belas Kasihan dan Pemurah, sudilah kiranya memberikan bungkusan lain seperti kelmarin,sekadar untuk menyenangkan hidupku yang melarat ini. Sungguh jika Tuhan tidak beri, akan lebih sengsaralah hidupku, wahai untung nasibku."
Mendengar keluhan itu lagi, maka Abu Hanifah pun lalu melemparkan lagi bungkusan berisi wang dan secebis kertas dari luar jendela itu, lalu dia pun meneruskan perjalanannya. Orang itu terlalu riang sebaik saja mendapat bungkusan itu. Lantas terus membukanya.

Seperti dahulu juga, di dalam bungkusan itu tetap ada cebisan kertas lalu dibacanya, "Hai kawan, bukan begitu cara bermohon, bukan demikian cara berikhtiar dan berusaha. Perbuatan demikian 'malas' namanya. Putus asa kepada kebenaran dan kekuasaan Allah. Sungguh tidak redha Tuhan melihat orang pemalas dan putus asa, enggan bekerja untuk keselamatan dirinya. Jangan….jangan berbuat demikian. Hendak senang mesti suka pada bekerja dan berusaha kerana kesenangan itu tidak mungkin datang sendiri tanpa dicari atau diusahakan. Orang hidup tidak perlu atau disuruh duduk diam tetapi harus bekerja dan berusaha. Allah tidak akan perkenankan permohonan orang yang malas bekerja. Allah tidak akan mengkabulkan doa orang yang berputus asa. Sebab itu, carilah pekerjaan yang halal untuk kesenangan dirimu. Berikhtiarlah sedapat mungkin dengan pertolongan Allah. Insya Allah, akan dapat juga pekerjaan itu selama kamu tidak berputus asa. Nah…carilah segera pekerjaan, saya doakan lekas berjaya."

Sebaik saja dia selesai membaca surat itu, dia termenung, dia insaf dan sedar akan kemalasannya yang selama ini dia tidak suka berikhtiar dan berusaha.
Pada keesokan harinya, dia pun keluar dari rumahnya untuk mencari pekerjaan. Sejak dari hari itu, sikapnya pun berubah mengikut peraturan-peraturan hidup (Sunnah Tuhan) dan tidak lagi melupai nasihat orang yang memberikan nasihat itu.
Dalam Islam tiada istilah pengangguran, istilah ini hanya digunakan oleh orang yang berakal sempit. Islam mengajar kita untuk maju ke hadapan dan bukan mengajar kita tersadai di tepi jalan.

..IbAdAh..

Hakekat manusia diciptakan diatas dunia ini hanyalah untuk beribadah kepadaNya, sang khalik pencipta semesta alam.Sesuai dengan firmanNya didalam surah Adzariiyat ayat 56:” Dan Tidak aku(Allah) ciptakan Jin dan Manusia kecuali hanyalah untuk beribadah kepadaKu.”.Dia juga yang telah menyempurnakan agama Islam untuk manusia serta memberikan nikmat-nikmatNya yang begitu melimpah luas dengan Memberikan islam kepada manusia sebagai sebuah agama yang benar dan menyuruh umat manusia untuk memegang agama islam sampai datang ajalnya.Sebagaimana firmanNya didalam surah Ali imron ayat 103 :” Wahai orang2 yang beriman bertaqwalah kalian kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa dan janganlah kamu meninggalkan dunia ini kecuali kamu dalam keadaan beriman kepadaNya”.

Begitu juga wasiat Nabi Ibrahim dan Ya’qub kepada anak cucunya dalam surah Albaqoroh ayat 132 :” Telah berwasiat Ibrahim dan Ya’qub kepada anaknya, Wahai anakku Sesungguhnya Allah telah memberikan kepada kalian Agama yaitu agama islam dan janganlah kamu mati kecuali kamu dalam keadaan memeluk agam tersebut”

Ibadah adalah kewajiban Hamba kepada penciptanya dan manfaat dari ibadah itupun akan kembali untuk manusia itu juga.Maka barang siapa yang menentang untuk menyembah kepadaNya maka dia adalah orang yang sombong, dan bagi siapa yang meneyembah Allah dan menyembah selainNya maka dia termasuk orang yang Musyrik, dan barang siapa yang menyembah kepadaNya tidaksesuai dengan Syariat2 yang telah ditentukanNya maka dia orang yang mengada2 dalam syariat(Bid’ah), dan bagi siapa yang menyembah hanya kepadaNya dan beribadah sesuai dengan apa yang telah ditentukan oleh Syariahnya maka dia adalah mukmin sejati.

Karena pentingnya menyembah dan beribadah kepadanNya yang bener-benar sesuai dengan syariahnya maka Allah memgutus utusanNys para Rasul dan Nabi.Karena manusia tidak mampu mengetahui dengan sendirinya hakekat ibadah yang yang sesuai dengan agama mereka.Dan Allah jjuga menurunkan kitab ato firmanNya kepada manusia untuk menjelaskan itu semua.

Dan semua para Nabi dan Rasul yang diutus oleh Allah membawa tauhid yang sama yaitu untuk menyembah kepadaNya semata.Dan bagi orang2 yang menyimpang atas apa2 yang telah dijelaskanNya didalam kitabNya dan menyimpang dari apa yang dibawa oleh utusanNya .Dan mereka beribadah seenakknya saja serta beribadah dengan apa yang dibisikkan oleh syaithan maka mereka adalah orang yang sesat dari jalanNya. Dan ibadah mereka bukan ibadah yang sebenar-benar ibadah kepadaNya tapi ibadah mereka ibadah yang menuruti hawa nafsu mereka..FirmanNya surah Alqosos ayat 50 :”Dan siapa orang yang paling sesat kecuali orang2 yang mengikuti hawa nafsu mereka tanpa mendapatkan petunjuk sedikitpun dariNya.?”

Dan manusia yang demikian banyak.Manusia yang beribadah hanya mengikuti hawa nafsu belaka seperti orang yang bener2 sesat yaitu orang2 Nashrani, dan orang yang sesat dari umat ini mereka meletakkan dasar sendiri dalam beribadah padahal dasar yang mereka letakkan itu bertentangan dengan apa yang telah disyariahkanNya.

Dan ibadah yang sesuai dengan syariatNya itu berdasarkan atas dasar yang benar dan paten, dasar2 itu adalah:

1. Ibadah itu harus Taufiqiyyah, harus langsung dari nabi yang artinya dalam ibadah tersebut ga ada lingkup buat berfikir lagi kita hanya menjalankannya saja.Seperti firman Allah kepada Nabi di dalam surat Hud ayat 112 :’ Maka tetaplah engkau (Muhammad dijalan yang benar) sebagaimana telah diperintahkan kepadamu dan juga orang yang bertobat bersamamu dan janganlah kamu melampaui batas”.

2. Kedua, ibadah itu harus Ikhlas hanya untuk Allah, dan dalam beribadah jangan mencampurkannya dengan perbuatan syirik apabila suatu ibadah dicampuri dengan sesuatu yang syirik maka ibadahnya tersebut bathal ato tidak diterima FirmanNya didalam surat Alkahfi ayat 110:”Maka barang siapa yang mengharapkan untuk bertemu dengan Allah maka kerjakanlah perbuatan baik dan janganlah sekali2 engkau mempersekutukanNya dalam beribadah”.

3. Dan dalam beribadah pula harus ada tuntunannya atau contoh dari Nabi sesuai dengan sabdanya:” Barangsiapa yang melakukan suatu amalan yang suatu amalan itu tidak ada contohnya dari aku maka amalan tersebut akan ditolak” (H.R.Musliim) dan firmanNya didalam surah

Sunday, October 7, 2007

TimE ManAgemEnt

Suatu hari, seorang ahli 'Managemen Waktu' berbicara
didepan sekelompok mahasiswa bisnis, dan ia memakai ilustrasi
yg tidak akan dengan mudah dilupakan oleh para siswanya.

Ketika dia berdiri dihadapan siswanya dia berkata:
"Baiklah, sekarang waktunya kuis!"

Kemudian dia mengeluarkan toples berukuran galon yg
bermulut cukup lebar, dan meletakkannya di atas meja. Lalu ia juga
mengeluarkan sekitar selusin batu berukuran segenggam tangan
dan meletakkan dengan hati-hati batu-batu itu kedalam toples.

Ketika batu itu memenuhi toples sampai ke ujung atas
dan tidak ada batu lagi yg muat untuk masuk ke dalamnya, dia bertanya:
"Apakah toples ini sudah penuh?"
Semua siswanya serentak menjawab, "Sudah!"

Kemudian dia berkata, "Benarkah?"

Dia lalu meraih dari bawah meja sekeranjang kerikil.
Lalu dia memasukkan kerikil-kerikil itu ke dalam toples sambil
sedikit mengguncang-guncangkannya, sehingga kerikil itu
mendapat tempat diantara celah-celah batu-batu itu. Lalu ia
bertanya kepada siswanya sekali lagi:" Apakah toples ini sudah penuh?"
Kali ini para siswanya hanya tertegun, "Mungkin belum!", salah satu dari
siswanya menjawab.

"Bagus!" jawabnya.

Kembali dia meraih kebawah meja dan mengeluarkan
sekeranjang pasir.

Dia mulai memasukkan pasir itu ke dalam toples, dan
pasir itu dengan mudah langsung memenuhi ruang-ruang kosong diantara
kerikil dan bebatuan. Sekali lagi dia bertanya, "Apakah toples ini
sudah penuh?"
"Belum!" serentak para siswanya menjawab.

Sekali lagi dia berkata, "Bagus!" Lalu ia mengambil
sebotol air dan mulai menyiramkan air ke dalam toples, sampai toples
itu terisi penuh hingga ke ujung atas. Lalu si Ahli Manajemen Waktu ini
memandang kepada para siswanya dan bertanya: "Apakah maksud dari
ilustrasi ini?"

Seorang siswanya yg antusias langsung menjawab,
"Maksudnya, betapapun penuhnya jadwalmu, jika kamu berusaha kamu
masih dapat menyisipkan jadwal lain kedalamnya!"

"Bukan!", jawab si ahli, "Bukan itu maksudnya.
Sebenarnya ilustrasi ini mengajarkan kita bahwa :
JIKA BUKAN BATU BESAR YANG PERTAMA KALI KAMU MASUKKAN,
MAKA KAMU TIDAK AKAN PERNAH DAPAT MEMASUKKAN BATU BESAR
ITU KE DALAM TOPLES TERSEBUT.

"Apakah batu-batu besar dalam hidupmu?
Mungkin 'masa depan', anak-ankmu, suami/istrimu,
orang-orang yg kamu sayangi,
persahabatanmu, kesehatanmu, mimpi-mimpimu. Hal-hal yg
kamu anggap paling berharga dalam hidupmu".

Ingatlah untuk selalu meletakkan batu-batu besar tersebut sebagai yg
pertama, atau kamu tidak aka n pernah punya waktu untuk
memperhatikannya.

Jika kamu mendahulukan hal-hal yang kecil dalam prioritas waktumu,
maka kamu hanya memenuhi hidupmu dengan hal-hal yang kecil,
kamu tidak akan punya waktu untuk melakukan hal yang besar dan
berharga dalam hidupmu".

Saturday, October 6, 2007

La ilahaIllahhah..

Suatu hari Abudzar Alghifari Dan Rasulullah Saw sedang duduk2 nyantei..kemudia Abu dzar bertanya kepada Rasulullah Saw :Ya Rasulallah kasih tau aq sebuah amalan yang bisa mendekatkan diriku kepada surga dan menjauhkan aq dari api neraka..? maka Rasulpun menjawab " Ikutilah perbuatan jahatmu atau maksiatmu dengan perbuatan baik dan bergaullah dengan masyarakat dengan akhlak mahmudah.
Kemudian Abudzar bertanya lagi " Apakah kalimat 'La ilaha illallah 'adalah sebuah amalan yang baik yang bisa menghapus dosaku maka rasulpun menjawab iya.
Dari percakapan Abuzar dengan baginda Rasul diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa zikier yang artinya Tiada Tuhan selain Allah, adalah sebuah zikir yang sangat bagus.karena didalamya terkandung makna yang sangat dahsyat.Didalamnya kita menafikan bahwa tiada Tuhan selain Allah dan kita juga Meiyakan bahwa Allah adalah satu2nya Tuhan yang patut kita sembah.
Dan kalimat ini juga terdapat didalam Syahadatain rukun pertama dari rukun islam yang lima.Sebuah syarat pertama kali ketika orang mau masuk islam.Kalo orang mo masuk islam maka harus meyakini syahadatai dulu megakui bahwa tiada Tuhan yang patut disembah kecuali Allah dan Nabi Muhammad Saw adalah utusannya.Dan kalimat ini juga yang membedakan kita dengan agama2 yang lain.cos agama lain juga percaya bahwa semua yang ada di bumi dan dilangit itu ada yang menciptakannya tapi mereka tidak mengakui bahwa yang menciptakannya itu adalah Allah.
Mari kita mulai membisakan lisan kita untuk mengucapkan zikir2 ya walaupun hanya La ila ha illallah siapa tahu ituy kalimat yang terakhir kali yang kita ucapkan hayoo..kan lumayan bisa sebagai kunci sebuah kunci untuk masuk ke surga, sipa seh yang ga mau masuk surga aq yakin semua manusia yang ada di muka bumi ini pasti mau masuk surga.Mereka yang udah bener2 sesat aja masih mengharapkan masuk surga.Toh juga zikir itu ga banyak sarat2nya kita ga perlu kemasjid, dan ga ada waktu2 tertentu.Kita bisa berzikir kapanpun kita mau..
Ok man..! mulai dari yang terkecil dulu selamat mencoba


Friday, October 5, 2007

Isa Al Masih Meninggal di kayu salib?


Tepat giliran Isa Al Masih, para serdadu Romawi ternyata tidak mematahkan kakinya. Sebab, mereka menyangka Isa Al Masih telah mati.

"Tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa ia telah mati, mereka tidak mematahkan kakinya." ( Yoh. 19:33).

"Filatus heran saat mendengar bahwa Yesus sudah mati. Maka ia memanggil kepala serdadu dan menanyakan kepadanya benarkah Yesus sudah mati." (Markus 15 : 44 ).

Benarkah Isa Al Masih telah mati di kayu salib? Itulah pertanyaan kritis, yang saat itu juga sempat membuat Pilatus terheran-heran. Berdasarkan catatan sejarah dan tinjauan sains, umumnya orang yang disalib baru mengalami kematiannya, minimal 2 hari.

Kematian pada kayu salib baru bisa terjadi oleh dua hal:

Pertama, oleh infeksi. Dipakunya tangan dan kaki pada kayu salib membuka peluang masuknya kuman ke dalam tubuh. Tanpa perlindungan antibiotika, kuman tersebut akan berkembang dan menyebar ke seluruh tubuh. Proses kematian karena infekasi seperti ini, biasanya berlangsung 2-3 hari.

Kedua, Kematian disalib terjadi karena kelaparan dan dahaga. Dengan tidak masuknya bahan makanan yang diperlukan untuk kehidupan normal, maka hal tersebut akan mengganggu metabolisme dalam tubuh. Karena tidak adanya suplai makanan, tubuh memobilisasi bahan simpanan yang ada dalam tubuh. Bila simpanan karbohidrat dalam bentuk glikogen yang ada habis, maka protein yang ada di otot digunakan sebagai pembentukan energi yaitu pembentukan ATP ATP merupakan energi "siap pakai". Bila protein yang ada di otot berkurang sedemikian rupa, maka fungsi sel akan terganggu dan diakhiri dengan kematian. Proses ini biasanya berlangsung 6-7 hari.

Dengan tinjauan medis seperti itu, terbukti bahwa waktu 1 hari (saat itu hari Jum'at) belum cukup untuk membuat Isa Al Masih meninggal di kayu salib.

Di sisi lain, karena mengira Yesus sudah mati itulah seorang dari prajurit menikam lambungnya dengan tombak dan segera mengalir keluar darah dan air (Yoh 19:34).

Pertanyaan kritis selanjutnya adalah mungkinkah orang yang sudah mati mengalirkan darah jika terkena tikaman?

Keluarnya darah dari organ tubuh yang ditikam menandakan masih aktifnya aliran darah dalam sistem peredaran orang tersebut dan itu berarti jantung yang bertugas memompa darah ke seluruh tubuh masih berfungsi. Masih berfungsinya jantung tersebut, menandakan bahwa seseorang masih hidup.

Penelaahan yang cermat dan objektif terhadap ayat-ayat Bibel di atas membuktikan bahwa saat itu Isa Al Masih belum meninggal. Ia hanya pingsan. Dan, kondisi pingsan itulah yang dilihat para serdadu sebagai kondisi mati (ingat, pada kejadian tersebut para serdadu hanya melihat bukan memeriksa bahwa Yesus telah mati).

TIPS HIDUP

Agar rohani tetap sehat
  • Introspeksi diri
  • Perbaikan diri (taubat)
  • Melatih diri dengan amal shaleh
  • Mendalami isi al-Qurän
  • Memperbanyak do'a
  • Memperbanyak dzikir
  • Mencintai orang lemah dan anak yatim
  • Orang yang diberi rahmat dan kemuliaan oleh Allah
  • Tawadhu (rendah hati)
  • Berkata baik/santun dengan siapapun
  • Melaksanakan shalat malam (Tahajjud)
  • Yakin akan penghisaban di akhirat
  • Hidup secara pertengahan (moderat)
  • Menghindarkan diri dari dosa besar
  • Memiliki jiwa taubat (sensitif terhadap dosa)
  • Berpaling dari hal-hal yang tidak bermanfaat
  • Hatinya hidup
  • Adab bergaul (umum)
  • Lebih mengutamakan orang lain dari pada diri sendiri
  • Mengendalikan emosi
  • Lapang dada (memiliki jiwa pemaaf)
  • Membalas keburukan orang lain dengan kebaikan
  • Selalu menunjukkan sikap yang ramah

  • Adab bergaul dengan lawan jenis
  • Mengendalikan pandangan
  • Menghindari berdua-duaan yang disertai syahwat
  • Tidak bersentuhan langsung, kecuali darurat
  • Mampu memposisikan diri secara proporsional